BONEK GAT Surabaya (beritajatim.com) - Bukan cerita indah yang
didapat Persebaya dalam tur ke lawan Arema di Stadion Gajayana, Malang,
Minggu (24/6/2013) kemarin. Dikasari pemain, dikerjai wasit dan
diintimidasi suporter. Itulah catatan perjalanan di Malang.
Pertandingan sendiri berkesudahan untuk kemenangan Arema dengan skor
tipis 2-1.
Corporate secretary Persebaya, Ram Surahman kepada
beritajatim.com menceritakan, keganjilan sudah dimulai sejak sebelum
pertandinngan. Entah disengaja atau tidak, panitia pelaksana (panpel)
pertandingan Arema tak menyediakan bus yang harusnya menjemput tim dari
hotel menuju stadion. Akibatnya, para pemain harus diangkut mobil
pribadi
Hal itu berlanjut saat pertandingan. Berulang kali
pemain Persebaya, seperti Andik Vermansyah dan Taufiq menjadi korban
kerasnya permainan anak-anak Arema. Hal itu diperparah dengan banyaknya
keputusan wasir Saripudin yang dianggap janggal oleh tim tamu. Salah
satunya saat wasit mengesahkan gol pertama Arema yang berbau offside.
Puncaknya saat wasit emberikan hadiah penalti untuk Arema di menit
ke-83. Laga sempat terhenti selama 10 menit karena pemain tim tamu
mogok. Aksi ini adalah akumulasi kekecewaan seluruh elemen tim. Setelah
itu laga berlanjut dan Arema akhirnya menang berkat penalti Herman
Romansyah. "Saat masuk ke ruang ganti, kami dilempari penonton. Dokter
tim dan kit man kami jadi korbannya," ungkap Ram.
Namun, cerita
belum usai. Saat akan pulang, tim tertahan lama di stadion. Pasalnya,
kondisi di luar sedang tak kondusif dan rawan bila para pemain keluar
lebih awal. "Pihak kepolisian sempat menawari kami rantis. Akhirnya
kami bisa keluar dengan penambahan pengawalan serta dikawal mobil water
canon," lanjutnya.
Sejatinya, jarak antara stadion dengan
hotel tempat Persebaya menginap, bisa ditempuh hanya 10 menit saja.
Tapi karena ditakutkan ada penyerbuan massa ke hotel, maka bus pemain
harus berkeliling di sekitaran kota. "Tapi kira putar-putar kota untuk
mengalihkan perhatian massa. Kurang lebih setelah satu jam, kita baru
kembali ke hotel,"
Dan, dalam perjalanan pulang, ada oknum
suporter yang nampaknya berusaha mengejar bus Persebaya. "Waktu di
jalan memang ada yang melempar bus kita. Tapi tak sampai pecah kaca.
Pelakunya juga sudah diamankan oleh polisi," cerita Ram.
Sehari setelah pertandingan, Senin (24/6/2013), pihak Persebaya langsung
mengirimkan surat protes di PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
"Intinya kami sangat-sangat kecewa. Kalau pertandingan seperti ini,
buat apa dilanjutkan kompetisi ini," pungkas Ram
0 comments:
Post a Comment