8 KAOS SUROBOYOAN

Surabaya sangat kaya khazanah dan peninggalan. Artinya, sangat banyak cerita dan klangenan untuk memupuk kecintaan. Wujud kecintaan itu bermacam-macam. Ada yang ingin berperan aktif membangun kota. Atau merentang memori herois masa lalu. Ada pula yang mengekspresikannya dalam medium kaos.

Tak heran bila produk kaos Suroboyoan makin bertebaran. Dari satu dua gerai, berkembang menjadi hampir sepuluh toko. Semua mengusung ciri khas Suroboyoan dalam bentuk dan levelnya. Meski tidak ada yang benar-benar menjadi ikon, layaknya Joger Bali atau Dagadu Jogja.

Tapi bukan berarti mereka terjebak hanya urusan bisnis. Sebagian justru benar-benar berangkat dari kecintaan akan kesejarahan Surabaya. Toko kaos Suroboyoan itu pun seakan menjadi penanda sejarah tersendiri. Kalau mau sejarah heroik, datanglah ke Roode Brug Soerabaia. Mau khazanah dialektis pergaulan, sambangi Sawoong atau Cak Cuk. Atau kalau mau semarak sportifitas kota arek, mampir saja di Green Shop.

Kaos itu pun disandang banyak orang. Surabaya pun berkumandang di mana-mana. Surabaya seperti bercerita kepada semua orang lewat para pemakai kaos khas Suroboyoan. Pada usia 719, Kota Surabaya makin terasa semaraknya.


Kaos Gae Koen Tok
 Surabaya yang Lebih Ceria
Pelajaran entrepreneurship yang didapat di bangku kuliah sungguh dimanfaatkan dengan baik, oleh pemuda kreatif, alumni Universitas Ciputra yang satu ini. Ketika masih duduk di bangku semester 3, Abibayu Gustri K., sudah mulai belajar mengenali dunia kaos dan sablon. Ketika duduk di bangku semester 4, Abi, panggilan akrabnya, mulai berproduksi secara mandiri.

Hasil produksi awalnya masih dititipkan pada teman, yaitu ditempatkan di salah satu sudut hotel di kawasan Kayoon, Surabaya. Setelah akhir 2009, baru mampu memasarkan di sebuah outletnya sendiri. Dan menyapa masyarakat Surabaya dengan kreatifitasnya.
Ide memakai nama Gae Koen Tok, berasal dari hasrat ingin menciptakan sesuatu yang sangat Surabaya. Gae Koen Tok, berasal dari Bahasa Jawa yang berarti “Hanya Untuk Kamu”, Abi menambahkan,”Dari Surabaya untuk Surabaya!” tukasnya.

Apa yang membedakan Gae Koen Tok dengan kaos Surabaya lainnya? Jawab Abi, Gae Koen Tok selalu menampilkan Surabaya dalam kemasan yang lebih fun atau ceria. “Kami sangat mengutamakan kekuatan desain dan juga bahan,” tegasnya.

 Kaos Sawoong
 
Bermula dari percikan-percikan ide desain. Letupan-letupan ide itu, sudah muncul sejak tahun 2007. Reka-reka desain terus dilakukan Kuncarsono Prasetyo, pemilik Sawoong Creative, terutama di waktu-waktu senggang di sela kesibukannya menjalani profesi sebagai jurnalis pada sebuah surat kabar terbitan Surabaya. Beragam desain, dan masih bersifat umum tidak ada tema, satu per satu hasil desain dikumpulkan.

Setahun kemudian Kuncar, panggilan akbrab Kuncarsono Prasetyo, mulai mengaplikasikan desain-desain buatannya ke dalam media kaos. Mulailah dia memesan bahan kaos, kemudian menyablonkan kaos-kaos tersebut. “Ketika itu semua masih menggunakan jasa pihak ketiga,” kisah Kuncar, kepada Surabaya City Guide yang ditemui di workshopnya.

Dalam perjalanan, dari sekian desain yang ditawarkan kepada konsumen, ternyata kaos-kaos bertema heritage yang paling digemari. Demi permintaan pasar, dan posisioning produknya, maka Sawoong mulai mengidentikkan dirinya dengan kaos yang khusus bertema heritage asli Surabaya.

Kaos Roode Brug Soerabaia

Aktualkan Perjuangan Surabaya
Bermula dari hobi tentang tentang sejarah, Bagus Kamajaya dan Ady Erlianto Setiawan, membuka aoutlet kaos yang bercerita tentang Kota Surabaya jaman perjuangan masa lalu. Lewat media kaos itu, mereka mengaktualkan kembali kesejarahan Surabaya semasa perjuangan Arek-arek Suroboyo.

Cerita kesejarahan itu, diakui Bagus, menjadi ciri khas kaos yang ia produksi. Disain kaos itu pun bertemakan segala hal yang menyangkut perjuangan arek-arek Suroboyo masa lampau. Mulai dari potret Bung Tomo, replika pesawat yang dulu membombardir Surabaya lengkap dengan spesifikasinya, tank, dan beragam senjata zaman perang.

Sejak didirikan pada Maret 2011, Roode Brug (yang berarti Jembatan Merah dalam bahasa Belanda) telah berpindah beberapa kali hingga kemudian berlokasi di parkir barat Tugu Pahlawan Surabaya.

Diakuinya, Roode Brug bukan semata berorientasi bisnis, tapi sekaligus mengusung misi edukasi. Karena itu, Roode Brug juga mengadakan kegiatan rutin semisal Heroic Tour ke Kota Tua Surabaya. Para peserta tour sejarah dari berbagai wilayah Indonesia itu sekaligus menjadi pasar yang disasarnya. Kaos produksinya diberi banderol Rp 75 ribuan.

 Kaos Opo Jare

Kemunculan kaos cenderamata Surabaya Opo Jare terhitung baru, buka sejak awal April 2012. Konsep yang diusungnya semua tentang Surabaya, mulai dari khazanah heritage hingga kehidupan modernitas Surabaya.

“Kami ingin menanamkan kecintaan terhadap Kota Surabaya,” tukas Dwily Lestari Cahyani, salah satu owner Kaos Opo Jare. Diakuinya, apa yang digagas bersama dua sahabatnya; Yudha Putra Persadha dan Rahmat Permanahadi masih pada tahap penjajakan.

Dwi melihat kaos Suroboyoan yang sudah lebih dulu ada, rata-rata membidik kalangan tertentu dengan tema tertentu pula. Meski konsep yang dipilih merujuk pada semua mengenai Surabaya, tapi dengan tegas ia mengatakan, “Kami tetap menghindari tema-tema yang sudah dipilih oleh teman-teman terdahulu. Disain kami sangat berbeda dengan yang lainnya.”

Bila dilihat dari produk kaosnya, disain yang disuguhkan Opo Jare terlihat dinamis, tidak terikat pada tema tertentu. Sejak awal April lalu, setidaknya ada lima disain yang dilontar ke pasar. Setiap periode, dikatakan Dwi, memang hanya dibatasi pada lima disain saja. “Periode berikutnya akan dimunculkan lima disain lagi yang berbeda,” ungkapnya.

kaos green shop
 Original Bonex Merchandise
Bonex siapa tidak tahu. Tapi kalau cari kasos bonex yang asli, yang mana dari sekian toko kaos bonex di Surabaya? Salah satu jawabannya ya di Greenshop. Tak dipungkiri, selain PKL di depan Gelora Tambaksari, mulai banyak toko kaos bonex bermunculan di Surabaya. Tak heran, sebab pangsa pasarnya jelas, ikatan emosional mereka juga tak perlu diragukan.

Tapi Greenshop lahir lebih dulu. Ia menangguk untung dari mencuri start. Tapi tak hanya itu. Kaos produksi Greenshop lebih unggul. Bahan bagus, disainnya tergarap serius. Pantas jika harga kaosnya dibanderol di atas rata-rata, Rp 65-85 ribu.

Greenshop juga juga bukan toko kaos biasa. Ia dilandasi oleh semangat yang berbeda. Bukan semata urusan bisnis dan untung. Ia jauh lebih kompleks karena posisinya yang di bawah Yayasan Suporter Surabaya (YSS). Keuntungan yang dihasilkan, dialokasikan kembali untuk operasional organisasi.


kaos cak cuk
Nakal, tapi Smart
Berawal dari tanya dalam diri, adakah oleh-oleh alternatif dari Surabaya selain makanan dan camilan? Lahirlah ide untuk berkreasi dalam wadah lembar-lembar kaos. Berbagi pesan dalam karya gambar dan kata-kata. “Kami tetap menggali dan menyajikan sesuatu yang sangat khas Surabaya!” sergah Dwita Roesmika, mengawali kisah lahirnya kaos Cak Cuk Surabaya.

Ketika ditanya kenapa memilih nama Cak Cuk? Dwita menjawab, semata memilih kata atau nama yang sangat lekat, merepresentasikan Surabaya. Cak adalah Mas atau padanan Kakak dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan Cuk semacam partikel kata yang mengungkapkan keakraban, yang kerap dipakai dalam percakapan dialek Suroboyoan. Tetapi tidak main-main, nama Cak Cuk Surabaya sudah dipatenkan.

Dari mereknya saja, sekilas sudah tampak nakalnya. Namun tidak demikian, menurut Dwita,”Kami tetap tampil dengan kesan smart yang khas Surabaya.” Semua itu dituangkan dalam karya-karya desain , baik berupa gambar maupun kata-kata, yang kini sudah memiliki 210 desain. Tahukah Anda? Salah satu desain yang paling digemari adalah bertema ‘Kamus Misuh Surabaya-Inggris.’

Berbicara soal desain, kaos Cak Cuk bisa dikelompokkan dalam 5 jenis. Satu, berhubungan dengan Surabaya Kota pahlawan, 2. Surabaya Kota Makanan, 3. Surabaya Kota Misuh, 4. Surabaya Kota “Esek-esek”, dan 5. Surabaya Kota Bonek.

kaos jula juli
  Surock Bojazz
Menyebut Jula Juli, pastinya teringat sosok Cak Kartolo, Cak Sidik, Ning Tini, Cak Basman, Sokran, Blontang, mereka adalah nama-nama seniman dibidang jula-juli. Kota Surabaya selalu identik dengan dagelan, parikan dan kidungan. Rindu dengan Surabaya lama dengan ciri khasnya, maka kaos ini seakan bisa mewakili. Gambar yang diangkat juga unik, seperti gambar Penjual Lontong Balap Pikulan, Becak, Permainan Dakon, Stasiun Gubeng, gambar Suro Boyo yang diplesetkan menjadi Surock Bojazz.
Jula juli berdiri sejak 2005 dan mempunyai beberapa gerai di kota Surabaya.

Selain kaos, Jula Juli juga menyediakan aksesoris yang mengangkat tentang khas budaya Kota Surabaya yang unik. Kaos yang dibandrol dengan harga Rp 95.000,- bisa jadi pilihan untuk dijadikan buah tangan. Saat ini Jula Juli tersedia dibeberapa store yang tersebar di Surabaya antara lain, Surabaya Plaza Hotel, Oval Hotel, Majapahit Hotel, Plaza Surabaya Shopping Centre, dan Mirota Art Galery.


kaos tuljaenak
 citra suroboyo sing saktemene Menghadirkan romantisme Surabaya jaman dulu ke dalam kaos. Inilah ciri dari koas khas Tuljaenak. Didirikan pada tanggal 31 Mei 2011, momentum ulang tahun Kota Surabaya dijadikan awal membuka toko merchandise khas Suroboyo, tepatnya di Royal Plasa lantai 1. Wiwied Wiji, salah satu kreator menjelaskan, Tuljaenak mencoba menawarkan merchandise Suroboyoan yang menggugah kenangan masa lalu. “Untuk mengingatkan Cak, Ning, Saudara sekalian, sekumpulan orang yang mempunyai sedikit kepedulian terhadap semua tentang permainan, tempat wisata, jalan-jalan, nongkrong, macam-macam kuliner, atau tokoh masyarakat yang tersohor Surabaya jaman itu, membuat sebuah produk konfeksi yang berupa kaos dengan nama Tuljaenak.”

Ditanya soal nama Tuljaenak yang dijadikan brand-nya, Wiwied menjawab, bahwa Tuljaenak sebenarnya tidak mengandung arti apapun. Namun, ada salah satu lirik yang menurutnya mengandung spirit. “Wedhak pupur nggo golek dhuwit, bisa diartikan, ide minimalis tapi hasil maksimal,” jelas Wiwied yang awalnya merintis usaha distro.
Tema kaosnya juga berbeda setiap edisi. Yang sudah diluncurkan antara lain, edisi Jaman-Jaman Biyen, Badhog-an, Klenceran, Jaman Saiki, Wong Terkenal dan masaih banyak tema lain. Contohnya, untuk edisi jenis mainan, ada Boi-boian, Jet-jetan, Ongsrotan, untuk edisi Badhog-an, ada makanan yang bernama Ampyang, Blendung, untuk edisi tokoh, seperti Cak Gombloh, Cak Markeso dan lainnya.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More