BUNG TOMO JUGA BONEK


 Saya hanya mengmbil beberapa saja yang saya anggap menarik. Untuk lebih jelasnya silahkan anda membaca pada buku-buku sejarah anak sekolah. Saya yakin, buku-buku swjarah tersebut jauh lebih lengkap isinya daripada tulisan saya yang amat pendek ini.

Oke, kembali ke Bung Tomo. Saya pernah membaca tulisan di kaos teman saya yang berbunyi seperti ini : “BONEK..Dari dulu memang b...ikin rusuh. Saking rusuhnya, sampai-sampai Jendral Mallaby dari Inggris tewas. Bayangkan jika BONEK tidak rusuh, mungkin hingga saat ini Jendral keparat itu masih hidup..Suwon Cak Tomo, kita yakin kalau anda dulu juga seorang BONEK.” Ada beberapa point yang bisa saya tangkap dari tulisan terebut.

Pertama, saya yakin pada saat itu Bung Tomo juga Bonek alias Bondho Nekat. Karena tidak menuruti ultimatum tentara sekutu untuk segera menyerah kepada sekutu. Akhirnya Bung Tomo memutuskan untuk melakukan Agresi terhadap sekutu, yang kisahnya paling terkenal adalah Perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo. Bayangkan, jika Bung Tomo bukan BONEK, saya yakin saat itu Bung Tomo akan terdiam seribu bahasa, terdiam seribu langkah, tak bisa melakukan apa-apa.

Kedua, secanggih apapun senjata musuh yang dimiliki, jika dilandasi dengan keberanian dan sikap rela berkorban, saya yakin kemenangan hanya menunggu waktu. Pada saat itu, senjata sekutu terbilang canggih, maklum habis memenangkan Perang Dunia II. Namun, arek-arek Suroboyo juga tidak kalah canggihnya. Tapi yang canggih bukan senjatanya, namun semangat dan keberaniannya. Dan terbukti, dengan keberanian itu, Jendral Mallaby ikut tewas tertembak.

Bonek dari dahulu juga bikin rusuh. Tapi jangan berpikiran negative terlebih dahulu. Yang saya maksud rusuh disini adalah rusuh yang disebabkan karena rasa kekecewaan yang telah memuncak. Jika Bonek tidak dicurangi, maka saya yakin kalau kerusuhan bisa diminimalisir.
BONEK GK AKAN NGAMUK LEK GAK DI GARAI.....
Retorik Hebat

“Selama Benteng-benteng masih memiliki darah merah, yang mampu membuat selembar kain putih menjadi Merah dan Putih, maka kita semua tidak akan menyerah sampai kapanpun.”

Diatas adalah sepenggal cuplikan pidato pembakar semangat Arek-Arek Suroboyo dalam pertempuran 10 Nopember. Jika, anda pernah mendengar suara rekaman pidato tersebut, saya yakin bulu kuduk anda akan berdiri. Lantaran darah-darah semangat telah membasahi pori-pori tubuh anda.

Inti dari pidato diatas adalah, selama darah kita masih berwarna merah, maka haram hukumnya menyerah pada penjajah. Dan itu dibuktikan sendiri oleh Arek-arek Suroboyo pada pertempuran 10 Nopember. Walaupun laras bedil mengarah ke denyut jantung, namun mereka masih tetap tegar mempertahankan bendera Indonesia (dengan merobek bendera Belanda).

Sungguh hebat sekali anda bung…!!! Saya yakin anda juga tidak kalah hebatnya dengan mantan Presiden pertama kita. Sosok orator yang hebat, namun nasib sedikit berbeda saja.

Status Ke-pahlawanan-nya

Rasanya sudah hampir seabad kisah heroik tersebut. Dari tahun ke tahun juga diadakan selebrasi untuk memperingati hari Pahlawan yang jatuh pada 10 Nopember. Taman Makam Pahlawan juga ramai saat peringatan (biasanya sepi, maklum namanya juga kuburan, mana ada yang ramai?) Namun, baru kemarin saja, sang tokoh Fenomenal ini dianggap sebagai pahlawan.

Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Entahlah tapi yang jelas, kepahlawanan seseorang bukanlah suatu paksaan. Tidak ada seorangpun yang memaksa kita untuk jadi seorang pahlawan. Menjadi pahlawan adalah sebuah pilihan. Pilihan setiap makhluk yang bernyawa.

Jadi, walaupun baru kemarin Bung Tomo “Resmi” jadi pahlawan Nasional, saya yakin semangat kepahlawanannya sudah tertanam jauh di lubuk hati seseorang yang rindu memperjuangkan kebenaran. Kebenaran yang dirampas oleh penjajah. Penjajah yang berasal dari luar maupun dari dalam. Penjajah yang selalu meneror setiap malam yang kita lalui, lebih membahayakan dari sekedar terror Bom Bali.
ingat... BONEK BUKAN SEKEDAR SUPORTER TAPI BONEK JUGA SELURUH JIWA DAN RAGA....

LEK GK NEKAT YO GAK WANI....
SALAM'E AE SALAM SATU NYALI... WANI.....!!!!!!

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More